Tuesday, September 8, 2009

Gambaran Kampung Naga

Tulisan Pertama


Gambaran Geografis
Secara umum, Kampung Naga terletak di lembah yang sangat subur. Kampung ini dihuni oleh masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Jarak yang harus ditempuh untuk dapat sampai kesana, dari kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari kota Garut jaraknya adalah 26 kilometer.

Untuk menuju ke perkampungan, dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah di tembok (Sunda: sengked) sampai ke tepi Sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dan dengan jarak kira-kira 500 meter. Setelah itu berjalan kaki melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam Kampung Naga. (Kampung Naga, website: http://id.wikipedia.com/ 23 Maret 2007)

Batas wilayah Kampung Naga secara geografis adalah sebelah Barat berbatasan dengan hutan keramat (hal ini dikarenakan di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga), sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan disebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan (merupakan sungai yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut) dan hutan larangan.

Dengan tofografi wilayahnya yang merupakan daerah perbukitan, permukaan tanah di bagian barat merupakan kondisi tanah yang memiliki kontur lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan tanah di bagian timur. Dalam  masyarakat Sunda, kondisi permukaan tanah seperti itu dinamakan taneuh behe ngetan. Artinya, kondisi permukaan tanah yang memiliki kontur lebih miring ke arah timur. Berdasarkan kepercayaan, sebuah daerah yang memiliki kemiringan tanah seperti itu merupakan tempat ideal, baik untuk lahan pemukiman maupun pertanian. Secara rasional, kepercayaan semacam itu dapat dipahami, karena daerah yang memiliki kemiringan tanah ke arah timur akan memperoleh sinar matahari pagi yang lebih banyak. Hal demikian memungkinkan penghuninya lebih sehat karena pengaruh sinar ultraviolet di pagi hari yang memadai. (Her Suganda, Kampung Naga Mempertahankan Tradisi, Bandung: PT. Kiblat Buku Utama, 2005, hal.19)


Gambaran Demografis
Dengan luas daerah yang tidak lebih dari 10,5 Ha., anggota masyarakat Kampung Naga yang tinggal di dalam perkampungan tidaklah banyak. Jumlah data resmi Kantor Kepala Desa Neglasari pada tahun 2007, anggota masyarakat Kampung Naga adalah sekitar 320 orang. Terdiri dari 156 jiwa penduduk laki-laki dan 164 jiwa penduduk perempuan. Kampung Naga merupakan perkampungan kecil yang hanya terdiri dari satu Rukun Tetangga (RT), dengan membawahi 108 kepala keluarga. Seluruh anggota masyarakat Kampung Naga merupakan penganut agama Islam. (A. Kurnia, Kepala Desa Neglasari, Wawancara, Tasikmalaya, 03 Agustus 2007)

Mengenai latar belakang pendidikan yang dienyam masyarakat Kampung Naga tidaklah  terdata secara. Akan tetapi secara umum, masyarakat Kampung Naga hanya mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD), walaupun ada sebagian sanaga (masih keturunan Kampung Naga tetapi tinggal di luar wilayah kampung tersebut) yang mengenyam pendidikan lebih tinggi bahkan hingga perguruan tinggi. ( Henhen Suhenri, Wakil Kuncen Kampung Naga, Wawancara, Tasikmalaya, 03 Agustus 2007)

Bersambung…….

Gambaran Kampung Naga
Oleh: Yogi Hendra Kusnendar S.Sos.I

merupakan serpihan-serpihan tulisan
dari skripsi penulis berjudul:

Da’wah Dan Tradisi Lokal
 (Studi Hajat Sasih Pada Masyarakat Adat Kampung Naga Tasikmalaya dan Strategi Da’wah Terhadap Masyarakatnya)

0 comments:

Post a Comment

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak dan tidak boleh ada SARA
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga tali Silaturrahim kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Yogi Hendra Kusnendar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...