Tulisan Kedua
Tidak ada rujukan yang jelas mengenai asal-usul masyarakat Kampung Naga. Hal ini dikarenakan data-data sejarah mengenai asal-usul Kampung Naga musnah ketika perkampungan tersebut dibakar gerombolan DI/TII pada tahun 1956. Dari cerita dan tulisan-tulisan yang ada, terdapat beberapa versi yang berbeda mengenainya. Diantaranya:
Pertama, masyarakat Kampung Naga merupakan sebagaian kecil dari penduduk kerajaan Pajajaran yang menganut agama Hindu. Mereka memilih mengungsi ke daerah pinggiran manakala Islam datang Akan tetapi, lama-kelamaan mereka juga menjadi penganut agama Islam. Hanya saja ajaran-ajaran hindu masih sangat jelas dalam setiap ritual yang mereka adakan. . (Agus Widianto, Keunikan Hidup di Kampung Naga, website: http://www.amanah.or.id/ 23 Maret 2007)
Kedua, masyarakat Kampung Naga merupakan keturunan dari kerajaan Galunggung masa Islam. Mereka adalah keturunan dari Sembah Dalem Eyang Singaparana, anak dari Prabu Rajadipuntang, Raja Galunggung VII. Prabu Rajadipuntang merupakan Raja Galunggung terakhir yang menyingkir ke arah daerah Linggawangi. Menurut catatan sejarah, runtuhnya kerajaan Galunggung di tangan Prabu Rajadipuntang terjadi pada tahun 1520M. Hal tersebut disebabkan karena mereka diserang oleh kerajaan Pajajaran di bawah pimpinan Prabu Surawisesa (1535-1543 M (dalam tulisan Pakuan Pajajaran, website: http://id.wikipedia.org/ disebutkan bahwa masa berkuasa Prabu Surawisesa adalah sekitar tahun 1521-1535)). Saat itu terjadi perebutan kekuasaan antara kerajaan Islam dan kerajaan Hindu yang sebelumnya berkuasa. Kerajan Galunggung merupakan kerajaan yang telah memeluk agama Islam dan berarti tidak lagi menjadikan Pajajaran (Hindu) sebagai pusat. Menghadapi serangan itu, Prabu Rajadipuntang menyelamatkan harta pusaka dan menyerahkannya pada anak bungsunya yang bernama Singaparana. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Singaparana dibekali dengan ilmu kebodohan yang bisa membuat dirinya nyumput buni dina caang (bersembunyi di keramaian). (Ahmad Gibson Al Busthomi, Islam Sunda Bersahaja di Kampung Naga, website: http://www.amanah.or.id/ 23 Maret 2007)
Ketiga, masyarakat Kampung Naga merupakan satu keturunan dari Sembah Dalem Eyang Singaparana. Kampung Naga pertama kali dibangun oleh Eyang Singaparana bersama enam saudaranya. Ketujuh bersaudara ini juga dikenal sebagai pemberontak dari kerajaan Mataram, yang desersi dalam tugas karena tidak berhasil merebut Batavia dari Belanda. (Sisa Romantisme Pemberontak Mataram, website: http://www.sinarharapan.com, 23 Maret 2007)
Keempat, masyarakat Kampung Naga berasal dari kerajaan Galuh. Setelah kerajaan tersebut menganut agama Islam, maka diutuslah dari kalangan kerajaan, tiga utusan untuk menyebarkan agama Islam ke daerah lainnya. Ketiga utusan tersebut mengembara ke tiga tatar (daerah) yang berbeda. Yang pertama menuju tatar kaler atau ke daerah utara, yang mereka sebut sebagai daerah Cirebon sekarang. Utusan yang pertama tersebut dibekal dengan watek kabeungharan (watak kekayaan) dengan jalan tatanen (bertani). Utusan yang kedua menuju tatar kulon (ke daerah Barat) yang mereka sebut sebagai Banten sekarang. Utusan kedua ini diwarisi dengan watek kawedukan, watek kapinteran (salah satunnya tidak mempan dengan senjata). Utusan yang ketiga menuju ke tatar tengah, yang menurut mereka adalah tempat dimana mereka berada sekarang. Utusan ketiga ini diwarisi watek kabodoan,watek kajujuran. Watak ini sesuai dengan ungkapan yang selalu hidup dalam kehidupan mereka. Adapun utusan yang ke tatar tengah menurut cerita mereka adalah Sembah Dalem Singaparana, yang menurunkan masyarakat Kampung Naga sekarang. (M. Ahman Sya dan Awan Mutakin, Masyarakat Kampung Naga Tasikmalaya, Op. Cit., hal. 63-65)
Keseluruh data sejarah tersebut tidak dibenarkan ataupun disalahkan oleh Kuncen Kampung Naga. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada lagi catatan sejarah yang resmi milik Kampung Naga. Satu hal yang dibenarkan olehnya adalah bahwa masyarakat Kampung Naga merupakan keturunan dari Sembah Dalem Eyang Singaparana. (Henhen Suhenri, Wakil Kuncen Kampung Naga, Wawancara, Tasikmalaya, 03 Agustus 2007)
Bersambung…….
Asal-usul Masyarakat Kampung Naga
Oleh: Yogi Hendra Kusnendar S.Sos.I
merupakan serpihan-serpihan tulisan
dari skripsi penulis berjudul:
Da’wah Dan Tradisi Lokal
(Studi Hajat Sasih Pada Masyarakat Adat Kampung Naga, Tasikmalaya dan Strategi Da’wah Terhadap Masyarakatnya)
0 comments:
Post a Comment
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak dan tidak boleh ada SARA
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga tali Silaturrahim kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Yogi Hendra Kusnendar